Leadership is the art of influence and act the people. Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan menggerakkan oranglain. Mempengaruhi oranglain berarti ia memiliki kecerdasan dalam menstimulus oranglain, memiliki gagasan-gagasan baru dan ideal untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Menggerakkan berarti dengan cara mempengaruhi oranglain, maka pengikutnya akan ikut bergerak, menjadi panutan, memberikan komando, dan membimbing oranglain dalam menjalankan roda pergerakan.

Lalu, dilahirkan atau dibentuk? Banyak prespektif. Teori genetik mengatakan pemimpin dilahirkan, karena memang ada pembawaan yang rbeda dengan kebanyakan orang, ibaratnya buah yang jatuh tak akan jauh dari pohonya. Teori kejiwaan sebaliknya, berpendapat setiap manusia memiliki bakat memimpin, maka pembentukanlah (pendidikan, pelatihan dan pendadaran) yang menjadikan seseorang cakap dalam memimpin. Teori ekologik, mencoba mempersatukan keduanya, pemimpin adalah pertemuan antara bakat lahir dan pembentukan. Teori kontigensi, mensyaratkan bakat kepemimpinan, pengalaman pendidikan ditambah dengan kegiatan pribadi yang membentukya menjadi pemimpin.
Pendapat diatas tentunya didasarkan pada asumsi atau hipotesis belaka, namun juga memiliki bukti dan rekam jejak sejarah masing-masing teori. Keempatnya bisa digunakan untuk menjelaskan apakah pemimpin dilahirkan ataupun dibentuk.
Tentunya, masing-masing dari kita juga memiliki konsep masing-masing dan jawaban tersendiri atas pertanyaan ini, begitupula penulis. Bila kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan menggerakkan oranglain, maka tiap orang bisa dididik atau dibentuk untuk itu, tanpa melihat ada tidaknya bakat. Penulis sendiri mengikuti teori bahwa keberhasilan adalah buah dari 99% kerja keras, dan 1% merupakan bakat atau pembawaan.
Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Fitrah menurut hemat penulis, adalah pembawaan dan modalitas dasar, setiap orang memilikinya, namun mungkin preferensi tiap orang berbeda-beda, itu juga merupakan fitrah. Bisa jadi potensi kepemimpinan anda lebih tinggi daripada apa yang penulis miliki, bisa juga sebaliknya.Faktor selanjutnya adalah pembentukan, dalam hal ini modalitas mana yang akan dibentuk dan ditingkatkan. Bila modalitas kepemimpinan yang ingin ditingkatkan, maka dia bisa memimpin walau yang modalitasnya rendah sekalipun. Modalitas yang tinggi pastinya akan disebut sebagai peembawaan atau bakat. Namun, seseorang akan mengikuti apa yang ia kehendaki. Walau telah dididik dan ditempa, tanpa kesadaran akan diri sendiri maka hasil tempaan tidak akan maksimal. Hasil maksimal akan bisa diperoleh dari keinginan kuat dalam diri, ditambah dengan tempaan dan modalitas pembawaannya. Your habits it’s you. Wallahu a’lam bishowab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar