Teori dan Ayat Al-Qur'an tentang Organisasi dan Pengorganisasian

Inilah kajian tentang Teori dan Ayat Al-Qur'an tentang Organisasi dan Pengorganisasian. Disini kita dituntut untuk membahas satu persatu kemudian dikaitkan dengan ayat-ayat yang ada dalam al-Qur'an sebagai proses integrasi antara Islam dan Ilmu Pengetahuan.

Menurut buku Tesaurus Bahasa Indonesia, organisasi berarti badan, institusi, institut, lembaga, wadah. Bisa juga berarti formasi, jaringan, komposisi, konfigurasi, konstruksi, pola dan sistem. Sedangkan pengorganisasian berarti koordinasi, mobilisasi, pengaturan, pengelolaan, penyusunan dan sistematisasi.[1]





Kata organisasi bila merujuk kepada kamus besar bahasa Indonesia berarti kesatuan (susunan dsb) yg terdiri atas bagian-bagian (orang dsb) dl perkumpulan dsb untuk tujuan tertentu; atau kelompok kerja sama antara orang-orang yg diadakan untuk mencapai tujuan bersama;[2] Teori dan Ayat Al-Qur'an tentang Organisasi dan Pengorganisasian.

Istilah pengertian organisasi berasal dari kata organum, yang berarti alat, bagian atau komponen-komponen. Di dalam pendekatan manajemen, istilah organisasi mempunyai dua arti umum. Arti pertama mengacu pada suatu lembaga atau kelompok fungsional. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian, yaitu cara pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan diantara anggota organisasi, sehingga organisasi diharapkan melaksanaakan fungsi penting untuk membantu ketidak mampuan anggota sebagai individu dalam rangka mencapai tujuan yang sulit atau bahkan tidak mungkin dicapai sendiri.[3]

Secara singkat, pengertian organisasi berarti suatu system kerja sama di antara sekelompok orang demi mencapai tujuan yang disepakati bersama.[4] Dari definisi ini, dapat kita ambil unsur-unsur yang ada dalam organisasi, yakni: adanya tujuan yang dirumuskan atau disepakati oleh anggota organisasi, adanya interaksi dan kerjasama dalam menyelenggarakan organisasi demi pencapaian tujuan.

ayat tentang organisasi sebagai berikut... Interaksi antar manusia sebenarnya tidak hanya terjadi dalam organisasi. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang berinteraksi dengan lainya sehingga tujuanya tercapai. Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa penciptaan manusia yang beranekaragam ditujukan untuk saling mengenal, dan proses pengenalan membutuhkan sebuah interaksi sosial. Allah ta’ala berfirman:


Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (Al-Hujuraat: 13)

pengertian Pengorganisasian atau organizing secara alamiah merupakan fase kedua (setelah planning) dari setiap sistem organisasi besar atau sekecil apapun. Dikatakan secara alamiah sebab fakta organizing tersebut secara logical ataupun factual berlaku dimanapun dan kapanpun walaupun dalam bentuk sederhana. Semua ini merupakan sistem penciptaan Allah Swt yang bersifat intangible (ada fakta sekalipun tidak bisa diraba). Kalaulah seandainya terdapat organisasi yang tidak menjalankan fungsi organizing (sekalipun terdapat planning yang komprehensif) maka tidak akan pernah berjalan atau berhasil secara optimal melainkan hanya unsur kebetulan.

Dalam hal pengorganisasian, keteraturan dan disiplin menjadi kata kunci bila ingin meraih kesuksesan. Keteraturan bisa dalam struktur yang berarti tertib dalam pembagian kewajiban dan hak, serta bila dalam proses berarti apa yang akan dilakukan telah disusun secara sistematis dan dapat diaplikasikan atau diwujudkan. Sedangkan disiplin merupakan unsur yang akan mendukung dan menjamin kesuksesan program yang telah teratur. Dalam hal ini Allah swt berfirman dala Al Qur’an surat ash-Shaff ayat 4, merupakan ayat lain tentang pengorganisasian atau organizing:

Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Ayat pengorganisasian diibaratkan sebagai shaff yang lurus. Dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur`an, disebutkan bahwa berjihad di jalan Allah harus dalam suatu shaff atau barisan. As-shaff berarti posisi yang kokoh, bertahan kuat dan teratur. Seseorang tidak akan bisa berjalan dengan sendirinya secara individual, melainkan ia harus berada dalam koridor jama’ah. Islam tidak mungkin berdiri melainkan dalam jaringan jama’ah yang terorganisasi rapi dan terikat dengan kokoh, memiliki sistem dan memiliki sasaran jama’ah yang bergantung dalam waktu yang bersamaan kepada setiap individu didalamnya.[5] Barisan kokoh inilah yang akan menjadi landasan utama sebuah organisasi disertai dengan keteraturan dan kekokohan individu didaalamnya. Selain itu haruslah tertanam ruh Islam sehingga apa yang dilakukan merupakan ibadah sebagaimana maksud Allah menciptakan manusia dimuka bumi ini.

Pengorganisasian berarti aplikasi dari planing yang telah ditetapkan sebelumnya. Agar pengorganisasian berlangsung lancar, maka diperlukan langkah-langkah yang teratur. Secara garis besar langkah-langkah melakukan proses pengorganisaiaan adalah sebagai berikut[6] :

  • Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan visi dan misinya.

  • Membagi beban kerja ke dalam aktivitas yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.

  • Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara logis dan efisien

  • Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis.

  • Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

Asas organisasi merupakan berbagai pedoman yang secara maksimal hendaknya dilaksanakan agar diperoleh satu struktur organisasi yang baik. Ada 9 faktor yang mempengaruhi rincian asas organisasi, yaitu: perumusan tujuan organisasi, departemenisaisi, pembagian kerja,koordinasi,pelimpahan wewenang, rentang kendali, jenjang organisasi, kesatuan perintah, dan fleksibilitas.

Langkah pertama dalam pengorganisasian diwujudkan melalui perencanaan dengan menetapkan bidang-bidang atau fungsi-fungsi yang termasuk ruang lingkup kegiatan yang akan diselenggarakan oleh suatu kelompok kerjasama tertentu. Keseluruhan pembidangan itu sebagai suatu kesatuan merupakan total sistem yang bergerak ke arah satu tujuan. Dengan demikian, setiap pembidangan kerja dapat ditempatkan sebagai sub sistem yang mengemban sejumlah tugas yang sejenis sebagai bagian dari keseluruhan kegiatan yang diemban oleh kelompok-kelompok kerjasama tersebut.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengorganisasian yaitu: 1) perlunya musyawarah dalam pembagian kerja sehingga setiap bagian dapat melaksanakan programnya dengan baik, dan 2) perlunya keteraturan dalam perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program kerja.

[1] Eko Endarmoko, Tesaurus bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), hal. 438

[2] Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa (Indonesia), Kamus besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008)

[3] Husein Umar, Business an Introduction, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal. 58

[4] Suparjati, dkk,Tata Usaha dan Kearsipan, (Yogyakarta: Kanisius,2000 ), hal.1

[5] Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil-Qur'an Jilid 11, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal. 252

[6] Op. Cit., Husein Umar, Business an Introduction... hal. 60

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Aktualisasi Latsar: Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an Kelas V SDN 006 Penarikan

Laporan Aktualisasi: Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an Kelas V SDN 006 Penarikan, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau ...