Buatlah kenangan sebelum perpisahan. Waktu berlalu, manusia datang dan pergi, silih berganti mengisi kehidupan ini. Terasa senang pertama berjumpa, sedih sebelum berpisah. Inilah skenario kehidupan, manusia hanya akan hidup dalam kenangan seorang setelahnya, maka tinggalkanlah kenangan baik bagi generasi selanjutnya.
Lalu aku mulai berfikir, apa sebenarnya yang dicari dalam sebuah relasi? toh ketika berpisah semuanya juga sudah usai. Apa yang lebih berharga dari sebuah hubungan manusia? Agar kita tetap terjaga antara satu dan lainya, mungkin sebuah memori. Jikalah itu ada benarnya, maka ukirlah namamu dengan kebaikanmu, ukir ingatanmu dengan sebuah keharmonisan, kebersamaan, kekompakan, dan kesatuan.
Berjalanya waktu terus membenarkan pesan kyaiku. Hidup sekali hiduplah yang berarti. Pertemuan hanyalah sekali, maka buatlah pertemuan itu berarti. Saling menolong, itu hanya bagian kecil, mudah dilakukan, namun berdampak besar, menguatkan satu dengan yang lainya. Berjalan bersama, beraktifitas bersama teman-teman, menggantungkan mimpi setinggi awan akan meringankan beban. Buatlah kenangan sebelum perpisahan.
Berbuatlah untuk orang banyak, hingga seakan engkau adalah seribu orang. Jangan hanya berpangku tangan sebagaimana seribu orang namun seakan tak kelihatan. Lepaskan belenggu kepentingan individu, untuk kepentingan bersama. Ajaklah kawan untuk merapatkan barisan. Jangan biarkan amarah mengendalikanmu, tapi kontrollah mereka agar kau bisa maju.
Jadikanlah kesabaran sebagai jalan istiqomah. Gagal sekali, coba lagi! Karena apa yang ada sekarang, tak mungkin terulang. Bila memang terulang, mungkin pertanda kemunduran, namun waktu kan terus berjalan. Tebarkan kebaikan, singkirkan kejahatan, termasuk apa yang ada dalam hati.
Sesungguhnya tangan bergerak dan menggerakkan bersama lengan, maka manusia mutlak membutuhkan teman. Kecocokan perlu dipupuk, ketidak cocokan perlu diperbaiki. Memang terkadang teman mendekatkan kemungkaran, namun ia juga mendekatkan pada kebaikan. Apa yang perlu diperhatikan, adalah menjaga arah tujuan hingga tak terkapar dalam sesat malam.
Janganlah takjub pada kehancuran disebabkan perbuatan manusia, namun lihatlah bagaimana seseorang bisa menghasilkan sebuah karya. Amati, pelajari, dan buatlah karyamu sendiri. Sesungguhnya manusia adalah apa yang dikenang orang setelahnya, maka buatlah kenangan yang baik bagi mereka setelah anda.
وَالنَّاسُ أَلْفٌ مِنْهُمْ كَوَاحِـدٍ
|
#
|
وَوَاحِـدٌ كَاْلأَلْفِ إِنْ أَمْرٌ عَنىَ
|
وَآفَةُ العَقْلِ الهَوَى فَمَنْ عَـلاَ
|
#
|
عَلـىَ هَـوَاهُ عَقْلُهُ فَقَدْ نَجَـا
|
عَوِّلْ عَلىَ الصَّبْرِ الجَمِيْلِ فَإِنَّهُ
|
#
|
أَمْنَعُ مَـا لاَذَ بِهِ أُوْلُو الحِجَـا
|
لاَتَعْجَبَنَّ مِنْ هَالِكٍ كَيْفَ هَوَى
|
#
|
بَلْ فَاعْجَبَنْ مِنْ سَالِمٍ كَيْفَ نَجاَ
|
وَإِنَّمَــا المَرْءُ حَدِيْثٌ بَعْدَهُ
|
#
|
فَكُنْ حَدِيْثًا حَسَـناً لِمَنْ وَعىَ
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar