Teori dan Pendapat Pemimpin dilahirkan atau dibentuk?

Pemimpin dilahirkan atau dibentuk? Apakah memang ada DNA kepemimpinan sehingga ia dilahirkan, ataukah melewati tempaaan agar bisa memimpin? Dua asumsi yang sama-sama ringan sebenarnya, namun penjelasanya bisa agak pelik juga.
Leadership is the art of influence and act the people. Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan menggerakkan oranglain. Mempengaruhi oranglain berarti ia memiliki kecerdasan dalam menstimulus oranglain, memiliki gagasan-gagasan baru dan ideal untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Menggerakkan berarti dengan cara mempengaruhi oranglain, maka pengikutnya akan ikut bergerak, menjadi panutan, memberikan komando, dan membimbing oranglain dalam menjalankan roda pergerakan.

teori pemimpin dilahirkan atau dibentuk

Lalu, dilahirkan atau dibentuk? Banyak prespektif. Teori genetik mengatakan pemimpin dilahirkan, karena memang ada pembawaan yang rbeda dengan kebanyakan orang, ibaratnya buah yang jatuh tak akan jauh dari pohonya. Teori kejiwaan sebaliknya, berpendapat setiap manusia memiliki bakat memimpin, maka pembentukanlah (pendidikan, pelatihan dan pendadaran) yang menjadikan seseorang cakap dalam memimpin. Teori ekologik, mencoba mempersatukan keduanya, pemimpin adalah pertemuan antara bakat lahir dan pembentukan. Teori kontigensi, mensyaratkan bakat kepemimpinan, pengalaman pendidikan ditambah dengan kegiatan pribadi yang membentukya menjadi pemimpin.
Pendapat diatas tentunya  didasarkan pada asumsi atau hipotesis belaka, namun juga memiliki bukti dan rekam jejak sejarah masing-masing teori. Keempatnya bisa digunakan untuk menjelaskan apakah pemimpin dilahirkan ataupun dibentuk.

Tentunya, masing-masing dari kita juga memiliki konsep masing-masing dan jawaban tersendiri atas pertanyaan ini, begitupula penulis. Bila kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan menggerakkan oranglain, maka tiap orang bisa dididik atau dibentuk untuk itu, tanpa melihat ada tidaknya bakat. Penulis sendiri mengikuti teori bahwa keberhasilan adalah buah dari 99% kerja keras, dan 1% merupakan bakat atau pembawaan.
Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Fitrah menurut hemat penulis, adalah pembawaan dan modalitas dasar, setiap orang memilikinya, namun mungkin preferensi tiap orang berbeda-beda, itu juga merupakan fitrah. Bisa jadi potensi kepemimpinan anda lebih tinggi daripada apa yang penulis miliki, bisa juga sebaliknya.
Faktor selanjutnya adalah pembentukan, dalam hal ini modalitas mana yang akan dibentuk dan ditingkatkan. Bila modalitas kepemimpinan yang ingin ditingkatkan, maka dia bisa memimpin walau yang modalitasnya rendah sekalipun. Modalitas yang tinggi pastinya akan disebut sebagai peembawaan atau bakat. Namun, seseorang akan mengikuti apa yang ia kehendaki. Walau telah dididik dan ditempa, tanpa kesadaran akan diri sendiri maka hasil tempaan tidak akan maksimal. Hasil maksimal akan bisa diperoleh dari keinginan kuat dalam diri, ditambah dengan tempaan dan modalitas pembawaannya. Your habits it’s you. Wallahu a’lam bishowab...

Believe Percaya Setelah kesulitan ada kemudahan

Believe Believe Percaya Setelah kesulitan ada kemudahan. Ketika keadaan tak bisa dikendalikan, impian tak tersampaikan, itulah ujian kehidupan dan sikapilah dengan ‘believe’. Believe atau percaya kepada Allah Swt bahwa sesuatu yang baik sedang menunggu kita disana, dimasa depan, yang kita mungkin tidak bisa menebak-nebaknya sekarang.

Believe bukan hanya sebuah kepercayaan, namun juga merupakan kekuatan untuk terus maju. Bukan hanya agar bisa move on(bergerak lagi), tapi menjadikan kita bisa moving forward (maju kedepan). Believe juga merupakan sebuah obat mujarab, dimana setiap khasiatnya akan menguatkan sendi-sendi perasaan, pikiran dan juga penfokusan kekuatan. Believe menggerakkan kita untuk melakukan hal-hal yang lebih positif, dari sekedar pelampiasan kegusaran negatif. Believe Percaya Setelah kesulitan ada kemudahan.
Believe bukan sebuah materi yang kasat mata, ia merupakan sesuatu aset yang tak tampak atau untangible asset. Pada umumnya segala sesuatu memiliki hal yang tak tampak, sebagaimana karakter, sifat, pembawaan, kebiasaan dan lain sebagainya. Namun sebenarnya hal yang tak tampak itulah yang menjadikan sesuatu itu berbeda dengan yang lainya. Maka penting bagi kita untuk mengembangkan aset tak kasat mata, sebagai modal untuk mengembangkan apa yang kasat mata.

Segala sesuatu memiliki rintanganya masing-masing. Begitupula ketika seseorang menetapkan diri untuk believe pada Allah Swt atas segala permasalahan yang ada. Kadang otak rasional kita terlalu dipaksakan sehingga tak jarang meninggalkan Tuhan. Segala permasalahan seakan bisa diselesaikan hanya dengan pemikiran, dengan modal yang kelihatan dan cara mekanistis hasil kerja otak. Memang bisa, namun kontrol akhir, hasil akhir tak bisa dipastikan oleh otak, itulah takdir.
percaya setelah kesulitan ada kemudahan

Believe Percaya Setelah kesulitan ada kemudahan. Sudah selayaknya bila kita menginginkan sesuatu, cobalah untuk berkomunikasi dengan Allah Swt. Bukan hanya karena Dia lebih dekat daripada urat nadi, Dia pula Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dia Maha Pemberi Rezeki, Pemberi Kekuatan, Laa haula walaa quwwata illa billah, tak ada daya upaya melainkan atas izin Allah Swt. Namun biasanya kita hanya tahu bahwa Allah Swt adalah Tuhan kita, belum naik pada tataran keimanan atau believe.
Bila memang kita beriman pada-Nya, sudah selayaknya segaala urusan kita minta kepada-Nya. Bukankah Dia selalu mengatakan untuk meminta apapun kepada-Nya, maka dianjurkanlah kita untuk berdo’a. Bukan malah sok pintar dengan mencari solusi sendiri. Memang bisa solusi sendiri dicari dan digunakan untuk menyelesaikan masalah, tapi percayalah itu hanya bersifat temporer/ sementara.

Ketenangan jiwa, kedamaian batin bisa diraih dengan beriman kepada-Nya. Tentunya bukan hanya tahu, melainkan juga melimpahkan segala sesuatu pada-Nya, sehingga apa yang kita lakukan dituntun oleh-Nya. Percaya bahwa dibalik segala ujian, setelah semua kegusaran dan kesulitan dalam kehidupan, ada suatu kebaikan yang akan datang, itulah believe. Wallahu a’lam bishowab...

Laporan Aktualisasi Latsar: Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an Kelas V SDN 006 Penarikan

Laporan Aktualisasi: Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an Kelas V SDN 006 Penarikan, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau ...