Genchi Genbutsu

Ada yang menarik dalam buku “The Toyota Way”, salah satunya ungkapan genchi genbutsu yang menjadi salah satu pendekatan yang menjadi bagian fondasi Toyota. Dalam sebuah paragraf disebutkan:

Pada masa itu, penemu harus melakukan semua hal sendiri. Tidak ada departmen riset dan pengembangan agar pekerjaan dapat didelegasikan. Ketika Toyoda pertamakali mengembangkan mesin tenun, tidak terdapat sumber tenaga untuk menjalankan mesin tenun tersebut, sehingga dia memusatkan perhatianya pada masalah pembangkitan tenaga. Mesin uap merupakan jenis sumber tenaga yang paling umum, ajdi dia membeli sebuah mesin uap bekas dan bereksperimen untuk menjalankan mesin tenun dengan menggunakan sumber tenaga ini. Dia berusaha mencari tau bagaimana melakukan hal tersebut dengan cara mencoba-coba dan melakukan semuanya sendiri – suatu pendekatan yang akan menjadi bagian fondasi Toyota Way, genchi genbutsu.


Awalnya saya menarik kesimpulan bahwa ungkapan genchi-genbutsu berarti tidak takut untuk mencoba dan melakukanya terus hingga berhasil. Namun setelah membaca lebih jauh lagi, ternyata bukan itu maksudnya. Mengutip wikipedia, Genchi Genbutsu berarti “turunn dan lihatlah”, maknanya pergilah dimana terjadi kesalahan dan lihatlah dengan mata kepala sendiri, jangan mengandalkan hasil atau keterangan oranglain. Istilah ini juga berkaitan dengan gemba artinya tempat sebenarnya. Turun ke lapangan merupakan salah satu cara efektif dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam prinsip Toyota Way.

Genchi Genbutsu (現地現物?) means "go and see" and it is a key principle of the Toyota Production System. It suggests that in order to truly understand a situation one needs to go to gemba (現場) or, the 'real place' - where work is done.


Mungkin sama halnya dengan para mahasiswa yang harus merujuk ke sumber utama, bukan hanya mengutip dari buku yang memang isinya himpunan kutipan dari orang lain dan seterusnya. Perujukan karya ilmiah haruslah merujuk pada sumber utama agar apa yang diungkapkan benar adannya.

Sebenarnya bukan hanya sisi ‘kebenaran’ dan ‘kenyataan’ saja yang dapat diambil dari prinsip terjun langsung ke lapangan ini, melainkan dari aktifitas inilah akan muncul berbagai konsep dan cara untuk menyelesaikan masalah. Dengan melihat langsung, kita jadi memiliki banyak alternatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, sehingga solusi yang diberikan akan lebih efektif dan effisien.

Sepertinya kita harus banyak belajar lagi dari hal ini, melihat langsung ke lapangan. Jangan pernah hanya dengan berbekal sedikit informasi kita membuat keputusan tanpa adanya verifikasi terhadap informasi tersebut. Informasi tanpa melihat kenyataan seakan mendengarkan gosip yang pastinya isinya tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam Islam, ada istilah tabayyun, yang berarti mengklarifikasi sebuah informasi dengan meruntut atau menelusuri hingga kepada sumber aslinya. Hal ini juga telah dilakukan oleh para sahabat dan ulama hadits utamanya dalam mencari rawi (orang yang meriwayatkan/ mengeluarkan hadits) untuk menentukan derajat sebuah hadits. Dengan melihat langsung dan bertemu orangnya, dapat diketahui bagaimana watak dan karakter orang tersebut, apakah ia terpercaya, ingatanya kuat, ada tulisan dari perawi sebelumnya kah malah sebalinya. Hal ini seluruhnya mengarah pada derajat keshahihan sebuah hadits.

Sebagai pengikut dan ummat Muhammad Saw, sudah selayaknya kita pupuk lagi budaya ini, bila kita menerapkanya besar kemungkinan segala permasalahan akan teratasi dengan baik. Walau mungkin terkadang msalah tersebut memang tidak bisa dihindari, minimal kita bisa meminimalisir dampak yang terjadi.

Sebagaimana istilah Genchi-Genbutsu yang merupakan budaya Jepang, kita juga memiliki budaya sendiri yang esensinya sama, namun pertanyaanya adalah apakah kita sudah melaksanakanya? Pertanyaan ini bukan untuk dijawab, hanya perlu direnungi dan dilakasanakan, semoga kita selalu menemukan berbagai solusi dan inspirasi ketika turun langsung ke lapangan dimana terjadi permasalahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Aktualisasi Latsar: Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an Kelas V SDN 006 Penarikan

Laporan Aktualisasi: Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an Kelas V SDN 006 Penarikan, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau ...