Materi Kuliah Institut Study Islam Darussalam ISID Siman-Gontor
Murji’ah secara etimologi memiliki arti :
1. ??????? : Mengakhirkan.[1]
2. ????? : Takut.[2]
3. Angan-angan
4. Memberi
5. Mengharap.
Firman Allah Ta’ala dalam surat An Nisa’, ayat 104:
???????????? ???? ???? ??????? ??????????
“Sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan."
Dan firman-Nya dalam Surat Nuh, ayat 13:
??? ?????? ??? ?????????? ??? ?????????
“Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah."
Al Azhari menyebutkan perihal kata-kata Raja’ yang mempunyai arti ‘takut’ yaitu apabila lafadz Raja’ bersama dengan huruf nafi.
?Sedangkan kata-kata Irja’ yang mempunyai arti takhir (mengakhirkan) sebagaimana dalam firman-Nya surat Al a’raaf:111 yang dibaca arjikhu yaitu akhirhu.[3]
Secara terminologi para ulama berbeda pendapat tentang ketepatan dalam mengartikan kalimat Murji’ah, secara ringkas kalimat Murji’ah adalah:
- Al Irja’ : Mengakhirkan amal dari Iman.
Al Bagdadi berkata : “Mereka dikatakan Murji’ah dikarenakan mereka mengakhirkan amal dari pada iman.”[4]
Alfayaumy berkata: “Mereka adalah orang-orang yang tidak memberi hukuman kepada seseorang di dunia akan tetapi mereka mengakhirkan hukuman tersebut hingga datangnya hari kiamat.”[5]
2. Irja’ diambil dari bahasa yang berarti “takhir dan imhal“ (mengakhirkan dan meremehkan). Irja’ semacam ini adalah irja’ (mengakhirkan) amal dalam derajat iman serta menempatkannya pada posisi kedua berdasarkan iman dan dia bukan menjadi bagian dari iman itu sendiri, karena iman secara majaz, di dalamnya tercakup amal. Padahal amal itu sebenarnya merupakan pembenar dari iman itu sendiri sebagaimana yang telah diucapkan kepada orang–orang yang mengatakan bahwa perbuatan maksiat itu tidak bisa membahahayakan keimanan sebagaimana ketaatan tidak bermanfaat bagi orang kafir.
Pengertian seperti ini tercakup juga di dalamnya orang-orang yang mengakhirkan amal dari niat dan tashdiq (pembenaran).
3. Pendapat yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Irja’ adalah mengakhirkan hukuman kepada pelaku dosa besar sampai datangnya hari kiamat yang mana dia tidak akan diberi balasan atau hukuman apapun ketika masih berada di dunia.
4. Sebagian mereka ada yang mengartikan Irja’ dengan perkara yang terjadi pada Ali, yaitu dengan memposisikan Ali pada peringkat ke-empat dalam tingkatan sahabat. Atau mengakhirkan (menyerahkan) urusan Ali dan Utsman kepada Allah subhanahu wata’alla serta tidak menyatakan bahwa mereka berdua beriman atau kafir.
Sebagian kaum Murji’ah yang lain ada yang tidak memasukkan sebagian sahabat Nabi Muhammad SAW yang berlepas diri dari fitnah yang terjadi antara sahabat Ali dan Muawiyah sebagai sahabat Rasulullah SAW.[6]
[1] . Tartibul Qamus Al Muhid : 2 / 313
[2] . Al Misbahul Al Munir : 84
[3]. Firaq Muashirah , Ghalib Ali Awwaji, Juz II hal : 745
[4]. Syarh Usul ‘Itiqad :1/ 25
[5]. Al Misbahul Al Munir : 84
[6]. Firaq Muashirah , Juz II hal : 746
[...] Pengertian dan Definisi Madzhab Murji’ah [...]
BalasHapus