Pengertian Manajemen Kesiswaan

Definisi Manajemen Kesiswaan Secara Bahasa

Manajemen kesiswaan terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan kesiswaan. Secara bahasa definisi manajemen kesiswaan adalah, Manajemen berasal dari kata kerja bahasa Inggris to manage yang artinya mengurus, mengatur, menggerakkan dan mengelola.[1] Dengan kata lain, manajemen adalah pengurusan, pengaturan penggerakkan dan pengelolaan. Kesiswaan berasal dari kata siswa yang berarti peserta didik, pelajar atau murid pada tingkat sekolah dasar dan menengah.[2] Sehingga, manajemen kesiswaan bisa juga dikatakan manajemen peserta didik. namun terdapat perbedaan antara manajemen kesiswaan dan manajemen peserta didik walaupun tidak signifikan. Kesiswaan berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan urusan yang berhubungan dengan siswa. Sehingga, manajemen kesiswaan secara bahasa adalah segala hal yang berkaitan dengan pengaturan peserta didik di sekolah.

Definisi Manajemen dalam Prespektif Islam

Berkaitan dengan manajemen dalam prespektif Islam, hal ini bisa ditelisik dari pernyataan yang dinukil dari Ali bin Abi Thalib yang mengatakan, “Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tak terorganisir”. Hal ini menunjukkan bahwa pengaturan atau pengorganisasian sangat penting. Bahkan keburukan dapat mengalahkan kebaikan bila terorganisir dengan baik.[3] Hal ini dipertegas lagi dalam al Qur’an (61: 4), yang menyatakan bahwa Allah Swt menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur. Teratur dalam artian rapi, masuk dalam jama’ah dan bekerjasama, untuk berjihad menggapai ridho-Nya.[4] Pengorganisasian dan keteraturan kegiatan dibahas dalam sebuah Ilmu yang dinamakan manajemen.  Karena itu, ummat Islam harus mempelajari manajemen.

Pengertian Manajemen Secara Umum

Dalam arti terminologi, pengertian manajemen menurut seorang ahli bernama Harold Koontz [5] yang kemudian dikutip di berbagai buku, mendefinisikan manajemen sebagai the art of getting things done through others.[6], Selanjutnya, pengertian ini memiliki beberapa poin penting, yaitu: Management is an art[7], Management is getting result succesfully, Management is getting things done through others, Management is getting things done with others, Management is the creation and maintenance of a working environment, Management is maximizing the efficiency of the workng team.[8]
Ahli pendidikan dan administrasi bapak Ngalim Purwanto mendefinisikan manajemen sebagai proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, perorganisasian, pergerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukandan mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menggunakan sumber daya personal maupun material.[9] Sedangkan menurut ahli manajemen lainya yaitu Terry memberikan pengertian manajemen adalah, “management is a district proses consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources.”artinya, manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.[10] Manajemen dalam dunia pendidikan, utamanya di lingkungan sekolah sering dikaitkan dengan MBS atau Manajemen Berbasis Sekolah yang dapat diartikan sebagai penggunaan sumberdaya yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau pembelajaran.[11]

Pengertian Manajemen Kesiswaan

Pengertian manajemen kesiswaan adalah beberapa hal yang dikaitkan antara manajemen dan kesiswaan. Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bagian dari manajemen berbasis sekolah secara keseluruhan. Manajemen berbasis sekolah tersebut meliputi manajemen pembelajaran berbasis sekolah, manajemen kesiswaan berbasis sekolah, manajemen tenaga kependidikan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen keuangan, manajemen kelas, manajemen hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen layanan khusus pendidikan berbasis sekolah.[12] Sehingga, Manajemen kesiswaan lebih menfokuskan bahasan dan peranya untuk mengelola peserta didik dalam lingkungan sekolah tersebut.
Menurut Knezevich (1961), manajemen kesiswaan atau pupil personnel administration adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas, seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai siswa matang di sekolah.[13]
Menurut Ary Gunawan manajemen kesiswaan atau manajemen peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.[14]
Manajemen kesiswaan menurut Mulyasa, mengatakan bahwa manajemen kesiswaan merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerjasama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah[15] Sri Minarti mengatakan hal yang paling urgen dalam manajemen kesiswaan adalah tujuan yang hendak dicapai, yaitu: pengaturan berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar pembelajaran di sekoah dapa berjalan lancar, tertib, teratur, serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah.[16] Mulyono menfokuskan manajemen kesiswaan pada pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses kegiatan belajar mengajar dengan efektif dan efisien.[17]
Manajemen kesiswaan sangat berkaitan erat dengan administrasi kesiswaan. Bila manajemen kesiswaan lebih menekankan pada pengelolaan kegiatan kesiswaan secara menyeluruh, administrasi kesiswaan lebih menekankan pada aspek pencatatannya. Sehingga, terdapat perbedaan antara manajemen kesiswaan dan administrasi kesiswaan. Kegiatan administrasi siswa dapat didaftar melalui gambaran bahwa lembaga pendidikan diumpamakan sebuah transformasi, yang mengenal masukan (input), pengelolaan didalam tranformasi (proses) dan keluaran (output). Dengan demikian penyajian penjelasaan administrasi siswa dapat diurutkan menurut aspek-aspek tersebut. Dengan melihat pada proses memasuki sekolah sampai murid meninggalkannya, terdapat empat kelompok pengadministrasian yaitu: penerimaan murid, pencatatan prestasi belajar, pencatatan bimbingan dan penyuluhan, dan monitoring.[18]
Melihat beberapa pendapat dan definisi dari para ahli diatas, maka dapat diambil beberapa poin yang merangkum dan menggabungkan beberapa pengertian yang telah disebutkan diatas, menjadi pengertian manajemen kesiswaan sebagai berikut:
1)   Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bagian dari manajemen sekolah secara keseluruhan
2)   Manajemen kesiswaan memusatkan perhatianya pada pengaturan, pengawasan, dan layanan terhadap siswa di dalam dan luar kelas.
3)   Manajemen kesiswaan dimulai dari masuknya peserta didik ke lembaga sekolah, hingga lulus dari institusi tersebut
4)   Manajemen kesiswaan berkaitan erat dengan administrasi kesiswaan meliputi kegiatan pengaturan masukan (input), pengelolaan (proses), dan keluaran (output).
5)   Manajemen kesiswaan bertujuan agar kegiatan yang dilaksanakan di sekolah dapat berjalan secara lancar tertib, teratur serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.
6)   Manajemen kesiswaan merupakan kegiatan yang terus menerus dilakukan agar seluruh kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien





[1] John M. Echol dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : PT Gramedia, 1996), cet. XXIII, hlm. 372
[2] Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, http://kbbi.web.id/siswa
[3] Didin Hafidhuddin, Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Isnani Press, 2003), hlm. 100
[4] Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur`an Jilid 11, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004),        hlm. 251
[5] Harold Koontz adalah profesor bidang manajemen bisnis di Universitas California, Los Angles dan konsultasn berbagai institusi bisnis yang besar di Amerika. 1909 - 1984.
[6] D. Chandra Bose, Principles of Management and Administration, (Chengannur: PHI Learning, 2012), hlm. 2
[7] j. Kroon, General Management, (Cape Town: Kagiso Tertiary, 1990), hlm. 23
[8] TR Jain, OP Khanna, M L Grover and R K Singla, Industrial Sociology, Economics & Management, (New Delhi: V.K. Enterprises, 2006), hlm. 117-118
[9] Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1995), cet. VII, hal. 7
[10] GR Terry dan LW Rue, Dasar-Dasar Manajemen, terj Ticoalu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 1
[11] Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi, (Jakarta: PT.Garasindo, 2003), hlm.1
[12] Ali Imron, Manajemen Peserta Didik berbasis Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 1
[13] Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 4
[14] Ary Gunawan, Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), hlm. 9
[15] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm 45
[16] Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 161
[17] Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008) hlm. 178
[18] Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: aditya Media, 2008), hlm. 118-119

Laporan Aktualisasi Latsar: Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an Kelas V SDN 006 Penarikan

Laporan Aktualisasi: Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an Kelas V SDN 006 Penarikan, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau ...