Bangga akan diri mereka

Sebagai orangtua, kakak tingkat/ kelas, pengurus asrama, guru, ketika melihat seorang anak berbuat sesuatu yang baik, kita sering mengatakan kepada mereka, “Kami bangga padamu nak”. Hal ini tidaklah salah namun mungkin ada alternatif lain untuk itu.


Alih alih kita mengatakan, “saya bangga padamu/ kami bangga atas karyamu”
Cobalah bertanya kepada si anak, “wow, ini karya yang menarik, apakah kamu bangga atas dirimu?”


Sebagai orangtua dan pendidik, kita tidak perlu untuk merasa terlalu bangga, karena hal ini bukanlah tentang kita. Kita juga tidak perlu mengatakan apa harapan kita atas karya dan perbuatan murid yang baik. Ketika kita berkata demikian, berkata bahwa kita bangga pada mereka, seakan kita membuat harapan-harapan untuk anak, aturan-aturan bahwa hal ini dapat membuat bangga dan yang lain bisa jadi tidak. Anak-anak pun terpacu untuk memenuhi harapan/ ekspektasi tersebut sebagaimana apa yang dicita-citakan orangtua dan pendidik.

Dalam hal ini, kita masih tetap banga terhadap mereka akan kreatifitas dan karya mereka. Namun bila apa yang mereka lakukan tidak terlalu menarik kita, tidak sesuai dengan apa yang kita cita-citakan atau harapkan, atau kita tidak melihat secara detail bagaimana prosesnya, kita tidak akan memberikan perkataan kebanggaan kepada mereka.

Disisi lain, anak-anak butuh untuk merasa bangga akan perbuatan mereka yang baik, mersa bangga atas karya dan pencapaian mereka. Dan hal inilah yang akan membangun sikap percaya diri di setiap anak.

Bila mereka dapat merasa bangga atas perbuatan diri mereka sendiri, maka tidak terlalu perlu lagi akan perkataan bangga dari oranglain. Pun juga akan kuat bila ada orang yang menyindir dan mengkritik akan karyanya.

Harapan kedepanya, anak akan lebih kuat terhadap konsep dirinya dan teguh pendirianya ditengah-tengah pujian dan kritikan yang selalu ada dalam kehidupan. Kita juga memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu yang membuat mereka bangga atas diri mereka sendiri.

kuatkan konsep diri dan tetap teguhkan pendirian ditengah-tengah pujian dan kritikan yang selalu ada dalam kehidupan.

Artikel ini adalah terjemahan yang dikembangkan penulis dari tulisan berjudul #BigParentingIdea — Proud Of Themselves.

#BigParentingIdea — Proud Of Themselves
Instead of telling her/ him
I’m so proud of you! / We’re so proud of you!
ask the child
That’s a lot of work. Are you proud of yourself?
We (parents) are not the ones who need to feel proud. It’s not about us.
We’re not here to tell them what our expectations were, and whether or not they lived up to those expectations.
I mean, would we still tell them we’re proud of them, if it wasn’t something we approve of, or if we didn’t think it was the right thing to do (we, not them), or if, prior to saying it, there wasn’t any judgment on our part, or if we weren’t paying any attention at all to what they did or how they did it?
Our children, on the other hand, they need to feel proud of themselves when they have their achievements. Because that’s what builds their self-confidence.
Telling them that we are proud of them sends them the wrong message. That they need to pay attention when their parents are proud. And, as a matter of fact, they don’t.

Jadilah Dirimu yang terbaik

Pesan pendek inilah yang muncul dan saya sampaikan kepada kelas XII Ma’had Al Qalam MAN 3 Malang pada waktu pembekalan terakhir di Aula MAN 3 Malang. Setiap asatidz dan ustadzah memiliki pesan nya masing-masing, dan inilah versiku.

Sering dalam kehidupan kita membandingkan diri dengan oranglain, baik dalam status, kepintaran, hasil tes, penghasilan, uang jajan, prestasi dan lain sebagainya. Kita sering merasa banyak yang lebih beruntung daripada kita. Contohnya mereka yang meraih medali dalam olimpiade, kita anggap mereka berhasil dan menghasilkan sesuatu. Dan fakta membuktikan, iya mereka memiliki kemampuan dan kelebihan itu.

Jangan berkecil hati, walaupun kamu tidak menjadi peraih hasil nilai ujian terbesar se jawa timur atau se madrasah MAN 3 Malang, belum pernah memenangi lomba yang diadakan di luar sekolah, dan kamu rasa kurang beruntung dari orang lain.

Maka ingatlah, ada sebagian besar orang lain yang lebih kurang beruntung daripada kita. Lebih banyak yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar kehidupanya, berjuang setiap hari untuk mendapatkan sesuatu, untuk bertahan hidup dari hari ke hari.

Waktu kita terbatas dalam kehidupan ini, maka jangan sibukkan dirimu dengan hal-hal yang tidak penting. Jangan menyia-nyiakan waktumu dengan mengurusi oranglain. Lakukanlah apa yang kamu rasa akan bermanfaat, karena apa yang kamu kerjakan akan menjadi bagian terbesar dalam hidupmu.
Jadilah dirimu yang terbaik, selalu di update, selalu di upgrade, biar tidak lelet dan ketinggalan update.

Kamu bisa memilih untuk bergerak dan menjadi sehat, atau malas-malasan dan tidak mendapatkan apa-apa. Tantangan dan rintangan adalah sebuah keniscayaan, maka hadapilah, kuatlah, dan bertahanlah. Semuanya akan berakhir, namun karyamu yang terukir tak akan berakhir.
Belajarlah, berbuatlah, berkaryalah. Kamu adalah dirimu, bukan oranglain.


Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (At Taubah: 105)

Laporan Aktualisasi Latsar: Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an Kelas V SDN 006 Penarikan

Laporan Aktualisasi: Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an Kelas V SDN 006 Penarikan, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau ...